TUGAS
KEWIRAUSAHAAN
LIMA
CONTOH KEGIATAN WIRAUSAHA
NAMA
KELOMPOK : HARMONY
DISUSUN
OLEH :
1.
INDRI
CAHYA MAILANI PUTRI ( 55214317)
2.
MARIZKA
DWI CAHYANI ( 56214409 )
TAHUN
AJARAN 2015/ 2016
1.
USAHA CLOTHING /PAKAIAN ( AHMAD ANGGORO )
Ahmad Anggoro adalah seorang pengusaha sukses, ia termasuk
salah satu pengusaha sukses termuda dengan usia 23 tahun. Namun usaha yang
sekarang ia jalani tentu tak mudah hingga besar seperti ini . ia memulai usaha ini dari hasil tabungannya
hingga terkumpul 2.000.000 dan itu ia
kumpulkan bertahun tahun dari hasil kerja sebelumnya. Sejak itu ia pun berhenti
bekerja dan memilih untuk berwirausaha.
Ahmad memiliki kemampuan menggambar.
Ia menyadari bahwa potensi yang di milikinya adalah dalam hal grafis atau
menggambar. Dari sini timbul ide untuk menjalankan usaha clothing. Setelah
melakukan survey pasar, Ahmad menyimpulkan bahwa usaha clothing atau pembuatan
pakaian. Ia menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki potensi
yang sangat besar untuk di jalankan karena banyaknya peminat terlebih para anak
muda yang gemar mengoleksi kaus atau pakaian.
Ahmad Anggoro melihat peluang usaha
pakaian (clothing) dengan pangsa pasar anak-anak muda. Rela mengeluarkan uang
cukup besar demi memiliki sebuah pakaian yang disukainya. ia mulai mempelajari
menyablon kaos.dan membuat kaos dengan sablon sesuai tren remaja masa kini. Ia
menjual kaos tersebut dengan merk sendiri . lalu ia pasarkan melalui online
disalah satu jejaring sosiak serta
melalui berbagai bosur yang dibuatnya.
Di awal bisnisnya, Ahmad tidak berjalan mulus seperti yang di
kehendakinya. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya, Ahmad pun terus
berusaha dan mencoba mengembangkan usaha barunya tersebut. Dan di tahun
berikutnya, usahanya pun mulai dikenal oleh banyak orang, dan hal tersebutlah
yang menjadi awal dari kesuksesannya. Dengan keuntungan sekitar 60 hingga 70
ribu rupiah pada setiap potong produknya yang jualnya. Kaos
hasil kreasinya kemudian ia pasarkan kepada teman - temannya melalui lewat jejaring
sosial atau selebaran. Setelah beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput
dari halangan dan rintangan.
Tepatnya
pada tahun 2010, di tahun pertamanya menjalankan bisnis kaos, ia rupanya
mengalami kerugian besar karena uangnya di curi oleh salah satu sahabatnya
sendiri, terlebih produk yang di hasilkan kurang laku di pasaran lantaran masih
kalah dengan produk yang sudah lebih dahulu terkenal. Kegagalan bukan
berarti berakhir. Ahmad Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak kenal
menyerah. Berbekal dari pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat kaos
dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman saat
ini.
Seiring
dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain
kaos seperti Tas, Dompet, celana dll. Kini, di usianya yang masih sangat muda,
Ia telah mendapatkan omzet usaha sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya
itu, secara tidak langsung pemuda asal Kediri ini telah membka lapangan kerja
baru bagi 50 pekerja yang bekerja di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki
berbagai hal yang di inginkan oleh pemuda kebanyakan termasuk saya pribadi,
mobil, istri, rumah pribadi dan tentunya memberangkatkan orangtuanya untuk
melaksanakan ibadah haji.
Kemampuan Ahmad Anggoro dalam
berwirausaha sangat bagus, dimana ia mampu :
ü Membaca diri
Dengan kemampuan yang ia miliki yaitu menggambar, sehingga
ia bisa menghasilkan suatu usaha yang sukses.
ü Pintar
melihat peluang Usaha
Dikarenakan ia
cepat berpikir, dan tahu apa yang sedang trend dikalangan anak muda.
ü Berani
Ahmad
Anggoro berani mencoba menjalankan bisnis serta siap terhadap resiko yang ia
hadapi nantinya.
ü Pantang
menyerah
Meskipun
pernah rugi besar karena tidak laku dan pencurian yang di lakukan temannya.
Ternyata tidak menyurutkan langkah Ahmad Anggoro, bukannya mundur namun menjadi
bahan untuk tafakur. Dari kegagalan pasti ada hikmah yang apa bila kita dapat
menyikapinya dengan benar akan menjadi salah satu kekuatan yang besar.
2.
USAHA HIJAB / HijUp.com (
DIAJENG LESTARI )
Mayoritas
penduduk Indonesia adalah muslim, hal ini juga yang melatar belakangi usaha Diajeng
Lestari sehingga ia meneguhkan niatnya untuk berwirausaha dibidang fishion
hijab wanita muslim Indonesia yang ia
beri nama “HijUp”. Ajeng memulai usaha tahun 2011. Dimana ia sebagai seorang
ibu rumah tangga yang tidak ingin berdiam diri tetapi ingin menghasilkan uang
walaupun hanya dirumah sambil mengasuh anak- anaknya.
Ajeng pun
berkolaborasi dengan sang suami yang memang jago teknologi informasi dan
membangun HijUp sebagai e-commerce yang menjadi platform untuk menjembatani
pemilik merek busana muslim dengan pasar Sehingga ia memasarkan produk-
produknya melaui internet dan media social.
Awal
memulai usahanya ajeng mendapatkan masalah dengan keterbatasan jumlah karyawan , Ajeng pun
melakukan pekerjaan dobel, mulai memberi gantungan baju, menjadi stylist saat
pemotretan, mengoordinasikan pemotretan, sampai dealing dengan tenant. Untuk
urusan website, sang suami yang turun tangan. Saat menawarkan jasa HijUp,
tidak jarang ada yang mencibir kami dengan mengatakan bahwa nama perusahaan
kami aneh, hingga tentang hasil foto kami yang jelek. Namun hal-hal tersebut
saya anggap sebagai masukan yang berharga untuk mengembangkan HijUp menjadi lebih
baik lagi.
tetapi ia tidak mudah menyerah meskipun banyak masalah. Ia sudah terbiasa
menghadapi masalah seperti ini karena ternyata ajeng sudah dari SD mencoba berjualan.
Ajeng juga
harus menghadapi masalah eksternal. Yang cukup berat adalah ketika dia harus
meyakinkan para calon tenant. Ajeng harus mengajukan proposal dan melakukan
penawaran ke beberapa desainer dan produsen busana muslim supaya mereka mau
memajang produk di HijUp.
Hambatan itu nyaris menggoyahkan Ajeng untuk
menghentikan bisnis itu. Namun, ia berusaha memantapkan diri meski rasa ragu
akan ketidaksuksesan bisnisnya membayangi. Akhirnya, satu per satu tenant
datang. Pada bulan-bulan pertama, HijUp memiliki 14 tenant. “Penjualan
merangkak naik. Sudah mulai mendekati ratusan juta,” ujarnya tersenyum.
Nama HijUp semakin dikenal. Jumlah pengunjung
dan konsumen terus meningkat. Hingga awal 2013, ada sekitar 1,5 juta orang yang
melongok HijUp. Bukan itu saja, jumlah tenant di situs belanja ini juga
bertambah hingga mencapai 70 pihak. Sekarang Ajeng tidak perlu susah payah
berburu tenant, tetapi justru ia yang disibukkan dengan proposal pengajuan
kerja sama dari para produsen fesyen. Bukan hanya dari dalam negeri, tenant
dari luar negeri pun banyak yang ingin bekerja sama. “Salah satunya adalah
sepupu Perdana Menteri Malaysia,” ujar dia.
Dan kini
Diajeng Lestari mengantongi omzet Rp 500
juta hingga Rp 1 miliar dari berjualan busana muslim secara online melalui HijUp.com.
Kemampuan
berwirausaha diajeng penuh dengan
semangat , terbukti ia :
ü Mengembalikan
memori di masa muda , sebelum
berkeluarga. Bahwa kita punya semangat membara untuk meraih mimpi.
ü Percaya diri, percaya mimpi, dan percaya
keajaiban Tuhan. Tuhan akan memberi jalan bagi orang-orang yang berusaha.
ü Berkoordinasi dan berkomunikasi untuk
membangun tim yang hebat. Selain itu startup juga harus berhubungan baik dengan
berbagai stakeholder.
3.
USAHA KRIPIK
BALADO CRISTINE HAKIM ( CRISTINE HAKIM )
Usaha kripik balado ini berawal dari ide
kakak Christine, yang memiliki inisiatif untuk berjualan. Terpikir sebuah ide
untuk membuat keripik balado kemasan yang bisa dititipkan di warung-warung
tetangga. Keripik balado dipilih karena bahan bakunya mudah didapat, selain
juga tak perlu modal besar, Saat itu, ia dan kakak-kakaknya membuka usaha
kecil-kecilan. Semua memiliki tugas serta tanggung jawab masing-masing.
Christine, yang dikenal lincah dan berani sejak kecil, bertugas memasarkannya
ke warung-warung. Hal itu berlanjut hingga tahun 1990. Namun setelah ia menikah
ia berpisah dengan usaha kakaknya tersebut, dan memulai usaha lagi dengan
suaminya.
Produksi awalpun dimulai dengan modal yang
minim.dimana ia hanya menyiapkan bahan dua karung singkong, dua kaleng minyak goreng,
cabai merah dan gula pasir. Dan cristine pun menamai kripiknya dengan namanya
sendiri yaitu “Kripik Balado Cristine Hakim”. Pemasarannya pun gencar, tapi
masih dari mulut ke mulut. Konsumen mulai berdatangan. Cristine berkomitmen
dengan dirinya bahwa ia senantiasa jujur dan rajin agar bisnisnya ini tetap
berjalan. Ia juga berusaha menjaga kualitas keripiknya, termasuk ketepatan
hasil produksi. Adapun prinsip dan komitmen yang diterapkan yaitu berapapun
nilai yang didapat akan jadikan nilai
sepuluh. Nilai ini dipecah menjadi dua bagian. Tujuh untuk disimpan, sedangkan
tiga boleh digunakan. Butuh waktu sembilan tahun untuk cristine mendapatkan
rasa yang pas untuk produknya. Seiring berjalannya waktu usahanya semakin
meningkat.
Persaingan yang ketat membuat
Cristine selalu berinovasi dengan produk
–produknya agar tidak ditinggalkan oleh konsumennya. Dengan membuat rasa yang
baru seperti kripik baldo cabe hijau, hijau, durian cabai, rasa original, rendang daging, rendang ikan, dendeng batokok,
dan bumbu masakan padang lainnya yang dikemas dalam botol higienis dan kedap
udara. Ia juga menjual bumbu jadi yang sangat praktis untuk wanita-wanita karir
biar mereka bisa memasak sendiri di rumah. Macam-macam, ada bumbu kalio, ayam
bakar, asam padeh dan gulai,” tambahnya. dan segala jenis camilan lainnya. Ia menginginkan yang namanya
“keluar dari kebiasaan”. Dengan pola pikir cerdas, Christine Hakim mampu
menangkap peluang yang ada. Ia yakin usahanya tidak akan ketinggalan. Jika pesaing maju satu
langkah, ia harus maju dua langkah.
Setelah usaha cristine hakim mulai dikenal
pada tahun 2005, ia memasarkan produk dengan membuat baliho untuk megiklankan
toko dan memperkenalkan produk -produknya . ia orang pertama yang berani
mengganti penggunaan kantong kresek dan kardus bekas menjadi kantong dan kardus
dengan merek sendiri. Meskipun terdengar sepele, Christine yakin bahwa upaya
tersebut memberikan gengsi tersendiri bagi para pembeli yang membawanya. Kantong
dan kardus ini tak hanya mempromosikan keripik dan nama Christine Hakim saja, tetapi
juga nama besar Sumatera Barat dengan adanya gambar rumah gadang. Bukan itu
saja, demi memperkuat branding,
Christine juga rela membuat kemasan khusus bergambar dirinya dan rumah khas
Sumatera Barat tersebut. Kemasannya lebih mahal, tapi dengan ini orang akan
berpikir bahwa produnya lebih berkualitas. harga produk memang lebih mahal dari produk orang lain. Ini
salah satu cara pemasaran karena ia
yakin produk miliknya lebih baik dan enak, dan soal harga pun pasti
masyarakat beranggapan bahwa harga adalah hal nomor dua.
Kini dengan jaman yang canggih yang
bergantungan pada teknolgi usaha Cristine Hakim pun memasarkan melalui online,
pembeli bisa mentransfer uangnya bila berminat .
Kemapuan
Cristine Hakim dalam menjalankan usahanya optimis dimana ia yakin bahwa
produknya mampu bersaing hal ini dilihat
dari :
ü Inovasi
Ia selalu
berinovasi pada produk yang dihasilkan sehingga
tidak ditinggalkan oleh para konsumennya.
ü Mengikuti
jaman
Dengan jaman
yang seperti sekarang ini, Cristine juga mengikuti jaman, dimana ia memasarkannya
dengan melalui online .
ü Keative
berani
mengganti penggunaan kantong kresek dan kardus bekas menjadi kantong dan kardus
dengan merek sendiri .
4.
USAHA RUMAHAN REMPYEK ( IBU KUSTINAH )
Rempeyek salah satu makanan tradisional Indonesia, dimana makanan
ini banyak diminati hingga masyarakat kalangan bawah. Usaha rumahan ini pun
menjadikan peluang bagi ibu kustinah untuk menjadikan sebuah usaha kuliner.
Dengan kemampuan yang ia miliki ketika bekerja di pabrik rempeyek dan ingin merubah
taraf hidupnya , ia mencoba menjalankan usaha sendiri dengan modal seadanya.
Usaha ini pun berbuah manis karena rempeyek hasil racikannya
semakin laris, maka Ibu Kustinah menambah skala usahanya sehingga kini beliau
memiliki 35 karyawan dengan 10 tungku penggorengan. Namun rupanya, permintaan
masih belum dapat dipenuhi sehingga akhirnya Ibu Kustinah mengembangkan usaha
sampingannya untuk di kelola bersama tetangga. Beliau memberi kesempatan kepada
tetangganya untuk dapat memasak rempeyek hasil racikannya.
Agar
rasa dan kualitas tetap terjaga, Ibu Kustinah ikut andil dalam proses memasak
dan produksinya. Ia sendiri yang meracik bawang dan adonan. Ada 3
jenis rempeyek yang diproduksi Ibu Kustinah yaitu rempeyek kacang tanah,
rempeyek kedelai hitam , dan rempeyek kedelai putih. Unutk rempeyek kacang
tanah dijual dengan harga 2.700 per bungkus. Sedangkan untuk rempeyek kedelai
hitam dan kedelai putih, dijual dengan harga 2.400 per bungkus. Pemasaran
rempeyek ibu Kustinah sudah menyebar ke beberapa daerah seperti Bantul,
Temanggung, Yogyakarta, Jakarta, dan Bekasi.
5.
USAHA NUGET IKAN ( RISKY ELSANY )
Risky elsany seorang ibu rumah
tangga yang sukses menekuni usaha nugget sebagai usaha sampingan. Dimana ia
harus mengurus anak – anaknya .Usahanya ini memiliki peluang besar dimana
nugget kebayakan nugget berbahan ayam, sedangkan disini ia mengantinya dengan
berbahan ikan, sebelumnya risky sudah mencoba membuka usaha dengan rekannya
tetapi tidak berjalan lancar, dan bangkrut.
kemudian ia memutuskan untuk bangkit dan tidak menyerah . Minimnya modal usaha yang
Ia miliki saat itu, tak menyurutkan niat Risky untuk merintis bisnis ibu rumah
tangga tersebut. Karena peralatan dapur sudah tersedia dan memanfaatkan freezer
bekas rumah makan yang dulu penah dibuka namun bangkrut, saat itu ia hanya membutuhkan cetakan untuk membuat
nugget dan setelah berjalan setahun ia
menambah membeli freezer baru dengan kapasitas besar.
Selain mengalami kesulitan
di bidang permodalan untuk membeli mesin produksi nugget skala besar, ia juga
mengaku cukup kesulitan untuk mendapatkan izin sertifikasi halal dan BPOM
khususnya bagi pelaku UKM. Dan setelah
setahun mendaftar, akhirnya sertifikasi halal sudah didapatkan di Disperindag
& UKM Bekasi.
Berjalannya waktu usahanya
mulai berkembang, ia merekut karyawan ibu – ibu rumah tangga disekitar rumahnya
Untuk jangkauan pemasaran meliputi Pulau Jawa, Sumatera, dan sebagian Sulawesi,
pemasarannya ia memanfaatkan media social seperti FB, Twitter, Website, dan BBM
(BlackBerry Messenger)
REFERENSI
5. Risky
elsany_http://bisnisukm.com/ibu-rumah-tangga-pun-masih-bisa-sukses-berwirausaha.html