KOMUNIKASI BISNIS
Nama Anggota Kelompok :
1. Hendrika Manggug (54214898)
2. Indri Cahya Mailani Putri (55214317)
3. Lisa Arliana (56214099)
4. Maria Aurelia Bere (56214375)
5. Marizka Dwi Cahyani (56214409)
6. Marlina Sity Priyati (56214417)
7. Riris Yunita Sinaga (59214477)
MANAJENEN KEUANGAN
2DF01
UNIVERSITAS GUNADARMA
1.DASAR KOMUNIKASI DAN
KOMUNIKASI BISNIS
1.1 Pengertian & cakupan komunikasi
· Pengertian komunikasi bisnis
Komunikasi
bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang
memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui
simbol - simbol atau sinyal
·
Pengertian
menurut para ahli
1. Pengertian
komunikasi bisnis menurut
porwanto
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis, yang mencakup berbagai macam komunikasi verbal dan non verbal.
2. Komunikasi bisnis menurut Rosen Baldtt
Komunikasi adalah pertukaran
ide- ide opini informasi intruksi dan sejenisnya, yang dikemukakan baik secara personal ataupun non
personal melalui simbol atau tanda .
3. Komunikasi bisnis menurut Persing
Komunikasi adalah proses
penyampaian arti melalui lambang lambang yang meliputi keseluruhan unsur unsur
yang berhubungan proses penyampaian dan penerimaan pesan baik itu dalam tulisan
, lisan maupun non verbal yang dilakukan didalam suatu organisasi yang membayar
orang yang secara bersama-sama yang memproduksi dan memasarkan barang- barang
guna memperoleh keuntungan.
· Cakupan komunikasi bisnis
Ruang
lingkup komunikasi bisnis sedemikian luas dan komplek yang meliputi komunikasi
sejak berdirinya perusahaan bahkan sebelumnya hingga pengelolaan bahkan
pengembangannya serta dimungkinkan komunikasi pada saat perusahaan di likuiidasi dan berkaitan
dengan hal tersebut ruang lingkup komunikasi bisnis dapat diungkapkan sebagai
berikut:
1. Komunikasi
pada saat penentuan jenis bisnis (inovasi untuk menentukan jenis bisnis).
2. Komunikasi
pada saat penentuan lokasi, baik dalam pemenuhan syarat-saratnya maupun
prosedur untuk memperoleh izin tempat usaha.
3. Komunikasi
pada saat pengadaan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam
menyelenggarakian bisnis.
4. Komunikasi
pada saat pembentukan organisasi dan manajemen yang akan mengelola perusahaan.
Komunikasi pada saat penentuan pengelolaan bisnis
yang meliputi berbagai bidang, seperti:
·
Komunikasi
dalam pengelolaan produksi.
·
Komunikasi
dalam pengelolaan pemasaran.
·
Komunikasi
dalam pengelolaan personalia.
·
Komunikasi
dalam pengelolaan keuangan.
·
Komunikasi
dalam pengeloaan kantor atau administrasi.
1.2 Unsur-unsur komunikasi
Dalam
komunikasi bisnis terdapat unsur-unsur pokok, yaitu:
·
Memiliki
tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
·
Pertukaran,
dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikatordan komunikan.
·
Gagasan,
opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam
tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
·
Menggunakan
saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan
media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara
bersamaan.
·
Meggunakan
simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau
dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
1.3 Bentuk dasar komunikasi
Pada
dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis,
yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
·
Komunikasi
verbal
Komunikasi verbal (verbal communication)
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain
melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca majalah,
mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan
lain-lain. Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan
kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan, seperti: Berbicara dan Menulis suatu pesan yang sangat penting
dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat,
memo dan laporan.
·
Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi
yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi
nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari,
seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan
tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya,
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal itu
memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal.
Pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana
dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami.
Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan yaitu:
· Menyediakan dan memberikan
informasi
· Mangatur alur suatu percakapan
· Mengekspresikan emosi
Tentu komunikasi verbal dan non verbal dapat
bergabung agar penyampaian sebuah informasi dapat mudah untuk dipahami.
Contohnya komunikasi yang dilakukan seorang pemimpin untuk menyuruh bawahannya
dimana melalui ucapan dan ekspresi wajah yang tepat akan mempermudah
penyampaian maksud dan tujuan yang akan disampaikan sehingga tidak akan terjadi
sebuah kekeliruan.
1.4 Bisnis dalam pandangan komunikasi
Dalam konsep dan azas komunikasi modern yang
lebih menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam
proses komunikasi, hal ini lebih penting dari fungsi pesan dan tujuan dari
komunikator, ini disebabkan oleh prinsip – prinsip yang lebih modern yang
lebih mempertimbangkan dan memperhitungkan pada peluang daripada
produksinya. Walaupun konsep permintaan berkaitan dengan konsep permintaan
(Anda dapat mempelajari ekonomi mikro), tetapi dalam kenyataan di pasar tidak
secara otomatis jika pada saat kelebihan barang dan jasa secara langsungakan
membuat pasar menjadi jenuh atau sebaliknya dengan kelangkaan barang dan jasa
akan menyebabkan timbulnya suatu peluang pasar, mengapa demikian, hal ini
disebabkan oleh:
Secara
realita psikologis suatu kebutuhan dapat diciptakan
.Secara umum selalu timbul permasalahan dimana
konsumen – pasar tidak mengetahui informasi dan keberadaa barang dan jasa di
pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan
strategi komunikasi. Hal ini harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik
dan efektif ke pasar, yaitu dengan menjalankan promosi, seperti:
· Kegiatan hubungan antar manusia
· Kegiatan hubungan masyarakat
2. PERANAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS
· Tujuan
dari komunikasi bisnis
Tujuan
Komunikasi Bisnis
1. Tujuan Komunikasi Bisnis Secara Umum :
Komunikasi Bisnis bertujuan untuk mendukung
tujuan bisnis agar lebih efektif dan efisien dalam rangka memperbaiki
pengelolaan bisnis.
2.Tujuan Komunikasi Bisnis Secara Khusus :
Komunikasi Bisnis bertujuan untuk menciptakan
interaksi atau hubungan di dalam perusahaan, hubungan antara perusahaan dengan
konsumen, perusahaan dengan lembaga pemerintah, sesama dunia usaha, serta
dengan lingkungan sehingga tercipta hubungan yang harmonis yang ditandai oleh
tercapainya tujuan bisnis juga semakin meningkatnya pertumbuhan bisnis.
2.2 Umpan balik & bentuknya
Dalam setiap kegiatan komunikasi merupakan
kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah
pendapat orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan hubungan
sosial. Pada peristiwa lain, seorang pimpinan menegur anak buahnya karena
berbuat kesalahan sehingga anak buah tersebut menyesali perbuatannya.
Pengarahan dan teguran tersebut disamakan dengan pesan (message),
Sedangkan tepukan tangan dinamakan umpan balik.
Antara umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan
(message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti pidato, pengarahan,
intruksi, tugas, perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga
berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan
bahkan demonstrasi atau penghargaan. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun
dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb. Umpan balik yang baik diperlukan
syarat-syarat tertentu antara lain :
1. Umpan
balik hendaknya jujur,umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan
untuk menyenangkan orang lain.
2. Umpan
balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus dan jelas buka sesuatu secara umum
dan kabur.
3. Umpan
balik hendaklah mengenai sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat
apa-apa. Umpan balik tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan tidak dapat
berbuat apa-apa adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah bisa
menimbulkan perasaan mendongkol dan umpan balik hendaklah jangan bersifat
penilaian.
·
Bentuknya:
1.
External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2.
Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct
Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4.
Indirect Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5.
Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero
Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral
Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive
Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9.
Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
2.3 Kesalahpahaman dalam komunikasi
·
Missunderstanding
(kesalahpahaman) merupakan salah satu kendala komunikasi efektif dan sangat
berpeluang menciptakan konflik. Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan
ketika suatu informsi yang diterima oleh seseorang memiliki makna atau esensi
yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh si pemberi atau penyampai informasi.
Kesalahpahaman ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam
kehidupan sehari-hari, sampai kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang
menentukan kehidupan orang banyak.
·
Salah
satu bentuk kesalahpahaman yang cukup “parah” adalah cultural misunderstanding,
atau kesalahpahaman kultural. Dalam hal ini, budaya dan kebiasaan yang melekat
menjadi penghalang terjalinnya komunikasi yang efektif. Misalnya, seorang
lelaki Sunda memiliki menantu pemuda Jawa. Saat si menantu akan makan, demi
kesopanan dan etika, dia menawari mertuanya. Di Jawa, untuk menawari makan
orang yg lebih tua, digunakan kata “dhahar” yang artinya sudah sangat halus.
Padahal, jika kata “dhahar” ini digunakan untuk orang Sunda, artinya menjadi
sangat kasar, karena orang Sunda menggunakan kata “tuang” untuk kata makan yang
paling halus.
Rata-rata kesalahpahaman memang terjadi pada komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan komunikasi yang menyenangkan. Dalam tapan ini, komunikator dan komunikan merasa masih belum perlu membahas masalah secara detail, sehingga kadang terselip beberapa poin yang menjadi sumber kesalahpahaman. Berbeda dengan tahapan lain, misalnya komunikasi untuk hubungan yg lebih baik, yang walaupun kadang tetap ada yg namanya salah paham, namun sudah dalam jumlah yang minimal.
Rata-rata kesalahpahaman memang terjadi pada komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan komunikasi yang menyenangkan. Dalam tapan ini, komunikator dan komunikan merasa masih belum perlu membahas masalah secara detail, sehingga kadang terselip beberapa poin yang menjadi sumber kesalahpahaman. Berbeda dengan tahapan lain, misalnya komunikasi untuk hubungan yg lebih baik, yang walaupun kadang tetap ada yg namanya salah paham, namun sudah dalam jumlah yang minimal.
- Kondisi kesalahpahaman semacam ini umumnya disebabkan karena tingkat kemampuan berkomunikasi yang kurang baik, entah itu dalam hal menyampaikan informasi maupun dalam hal menerima informasi. Disini kemampuan berkomunikasi memegang peranan yang sangat penting. Bagaimanapun juga, kemampuan berkomunikasi seseorang turut menentukan efektif tidaknya hubungan yang dibangun dengan orang lain.
- Ada beberapa cara untuk menghindari kesalahpahaman. Yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini bisa kita tingkatkan dengan, misalnya, banyak membaca koran atau tulisan lain yang memakai tata bahasa efektif dan sistematis. Dengan rutin membaca, kosakata kita akan semakin kaya dan mempermudah untuk menjalin komunikasi. Selain itu, jangan lupa tanyakan kepada lawan bicara hal-hal yang kita belum jelas maksudnya.
2.4 Memperbaiki komunikasi dalam
organisasi
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif
diperlukan beberapa persyaratan, antara lain : persepsi, ketetapan,
kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian. Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi
dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
· Membuat satu pesan secara lebih
berhati-hati.
· Minimalkan gangguan dalam
proses komunikasi.
· Mempermudah upaya umpan balik
antara si Pengirim dan si penerima pesan.
3. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi
akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi. organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara
berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya
peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas.
Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan
eksekutif menunjukkan fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok
di antara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk mempromosikan
menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen (Boove and Thill, 2002).
Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas
dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis
komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal :
1.
Persepsi
Komunikator
harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan.
2.
Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Salah satu faktor keberhasilan komunikasi bisnis
dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu adanya proses
integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang tepat guna.
Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range) produk jasa
komunikasi data yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya
manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang dibutuhkan
sehingga diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda pula. Kedua, Coverage.
Diperlukan provider yang dapat menyediakan layanan di lokasi manapun mengingat
lokasi manufaktur yang menyebar dan terkadang di daerah yang terpencil (rural
area). Ketiga, unjuk kerja (performansi). Performansi yang tinggi merupakan
syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya. Faktor
biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap
dapat ditingkatkan.
Komunikasi berbasis internet
Internet
menjadi suatu media komunikasi yang memegang peranan sangat penting dalam
perkembangan bisnis, secara garis besar terdapat tiga aktivitas bisnis utama
yang dapat dikomunikasikan lewat internet :
· Membangun Produk.
· Aktivitas opersional.
· Pelayanan Jasa.
Berbagai
aktivitas bisnis dapat dilakukan melalui internet, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
•
Berbagi data internal.
• Rekruitmen calon pegawai.
• Memperolah partner bisnis, dan pelanggan..
• Media kolaborasi dengan partner bisnis.
• Publikasi perkembangan bisnis.
• Rekruitmen calon pegawai.
• Memperolah partner bisnis, dan pelanggan..
• Media kolaborasi dengan partner bisnis.
• Publikasi perkembangan bisnis.
Komunikasi
bisnis berbasis internet, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu :
•
Menggunakan e-mail
• Diskusi melalui Milist (mailing list)
• Membuat suatu group/komunitas
• Melalui video konferensi
• Diskusi melalui Milist (mailing list)
• Membuat suatu group/komunitas
• Melalui video konferensi
3.
Ketepatan
Komunikan
atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepat
sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai
dengan kerangka pikir komunikan.
4.
Kredibilitas
Dalam
berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat
dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari
komunikan.
5.
Pengendalian
Dalam komunikasi, komunikan memberika
reaksa/umpan balik/feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus
bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak
melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.
6.
Kecocokan
Komunikator
yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan
komunikan.
Pendapat
lain mengatakan bahwa agar komunikas berjalan secara efektif dan efisien maka
ada 3 hal yang sangat penting yaitu :
1. Mampu membuat pesan dipahami.
2. Harus memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda.
3. Kendali atas proses komunikasi harus diterapkan.
1. Mampu membuat pesan dipahami.
2. Harus memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda.
3. Kendali atas proses komunikasi harus diterapkan.
Selain
itu agar dapat melakukan komunikasi bisnis yang efektif, seorang komunikan
harus memiliki 3 kemampuan (skill), yaitu :
1.
Empati,
2. Pembicara yang sederajat,
3. Proyeksi atau menciptakan dampak.
2. Pembicara yang sederajat,
3. Proyeksi atau menciptakan dampak.
Dengan
demikian apabila komunikasi bisnis berjalan secara efektif di suatu perusahaan
akan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :
•
Mempercepat Penyelesaian Masalah.
• Memperkuat Pengambilan Keputusan.
• Meningkatkan Profesionalisme.
• Memperkuat Pengambilan Keputusan.
• Meningkatkan Profesionalisme.
3.1 Pola komunikasi bisnis
Pada dasarnya, komunikasi berasal dari bahasa
Latin yaitu cum, sebuah
kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata
units, sebuah kata bilangan
yang berarti satu.Dua kata
tersebut membentuk kata Benda communio, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang
berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha
dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan
orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar
pikiran, berhubungan, berteman.Secara umum, pola komunikasi (patterns of
communications) dapat dibedakan menjadi dua saluran (Purwanto, 2006 : 40 –
45), yaitu:
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional,
maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing
sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan
proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola transformasi
informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu:
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (top-down)
atau merupakan jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah
(karyawan) merupaka penyampaian pesan yang dapat berentuk perintah, instruksi, maupun
prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas (buttom-up communication)
berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke
atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya
disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal
communication) atau sering disebut dengan komunikasi lateral (lateral
communication) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang
memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi.
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communication)
melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) orgnisasi yang berbeda.
Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian
pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi
dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya.
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang
yang ada dalam suatu organisasi, tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat
dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal
yang mereka perbincangkan bisaanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang
humor yang baru didengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara
film, dan sinetron TV, dan kadang kala mereka juga membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya.
3.2 Mengelola komunikasi bisnis
Menangani pesan-pesan yang bersifat rutin:
a. Mengurangi jumlah pesan
Ø Manajer perlu menentukan skala prioritas pesan.
Ø Satu halaman surat butuh sumber uang / bahan,
waktu dan tenaga
Ø Berapa biaya meng-edit, mencatat, mengetik dan
mengirimkan surat?
Ø Sepucuk surat merupakan investasi berharga
Ø Pertimbangan organisasi
Ø Berapa lama sebuah pesan dapat diselesaikan?
b.
Instruksi yang jelas
·
Manajer mempunyai tanggung jawab khusus untuk
membuat setiap orang dalam organisasi
tahu apa yang harus dilakukan.
·
Komunikator dalam organisasi sudah seharusnya
memahami kebutuhan dan tujuan organisasi secara keseluruhan
c. Mendelegasikan tanggung jawab
Tujuan organisasi bisa tercapai
bila manajer mempunyai kepercayaan bahwa orang lain dapat menyelesaikan
pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.
· Manajer harus bisa mendelegasikan pekerjaan
komunikasi kepada bawahannya
d.
Melatih petugas
· Komunikator yang baik akan
selalu melakukan latihan-latihan yang
teratur dan terencana dengan
baik.
· Organisasi dianjurkan untuk
memberikan pelatihan bagi komunikator.
· Komunikator perlu meningkatkan
dan memperlancar kemampuan berbahasa dan ketrampilan presentasinya.
+
Menangani krisis komunikasi
Ø Semakin
besar tantangan atau risiko yang harus dihadapi, semakin tinggi tingkat
kemampuan atau ketrampilan yang dibutuhkan.
Ø Cara
penanganan krisis disuatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain.
Ø Krisis
komunikasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk
maupun reputasi perusahaan.
Ø Penanganan
Krisis Kominikasi
Dua
falsafah dalam krisis komunikasi:
Ø Bersikap
diam
Ø Katakan
apa yang terjadi dan segera
Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam krisis komunikasi:
Ø Siapkan
tim yang trampil dan cekatan dalam penanganan krisis
Ø Manajemen
puncak harus segera bertindak
Ø Ciptakan
pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang baik
Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi:
Ø Bila
kita mengetahui dinamika komunikasi, kita dapat membaca secara akurat apa yang
terjadi dalam organisasi.
Ø Keterampilan
komunikasi, kemampuan membaca, menulis, mendengar dan berbicara sangat penting
untuk dipelajari.
·
Berdiskusi
·
Presentasi
·
Menulis
surat, memo dan laporan
3.3 Masalah komunikasi dalam organisasi
Ø Struktur komunikasi yang buruk
–
Penyampaian yang lemah
–
Penggunaan media yang salah
– Pesan
yang campur aduk
– Salah
audience
–
Lingkungan yang menganggu
Ø Struktur komunikasi yang baik
mengikuti pola:
–
Pembukaan
– Isi
–
Penutup
Ø Penyampaian yang lemah
Tidak terlalu masalah apakah pesan komunikasi
Anda penting atau impresif, jika Anda menyampaikannya tanpa ‘tonjokan’, Anda
tidak bisa meyakinkan orang sesuai yang Anda harapkan. Lebih dari itu, jika
‘tonjokan’ Anda sudah telak pun, tetaplah pesan Anda perlu waktu untuk punya
efek. Pesan Anda harus bertenaga. Pesan Anda tidak boleh seperti lawakan
yang tidak lucu.
Janganlah Anda campuradukkan antara penyajian
dengan penyajinya. Penyajinya mungkin pemalu, tapi jika pesannya bisa menonjok,
maka audience akan bergantung pada setiap kata yang keluar dari mulutnya. Jadi,
tidak usah ragu tentang siapa diri Anda. Khawatirlah tentang pesan Anda.
‘Menonjok’kah, atau hanya sekedar ‘mengelus-elus’ saja.
Ø Pesan yang Campur Aduk
Jika
pesan Anda campur aduk, maka Anda tidak merengkuh audience, melainkan
mengasingkan mereka ke sebuah pulau terpencil di kutub selatan sana.
Berhati-hatilah
Anda dengan dua hal ini:
1.
Menggunakan jargon yang mungkin dikenal, tapi sulit dicerna dan dipahami.
2.
Mencoba menghemat waktu dan kertas dengan menjejalkan lebih dari satu pesan
menjadi pesan tunggal.
Ø LINGKUNGAN YANG MENGGANGGU
Lingkungan
yang mengganggu jelas kendala komunikasi bisnis buat Anda. Suara nada sambung
handphone saat Anda bicara adalah contohnya. Apapun bentuknya, gangguan dari
lingkungan akan membuat bicara Anda tidak bisa optimal didengar.
Beberapa
hal ini perlu Anda perhatikan:
– Suara
Anda tidak terlalu keras
–
Banyak audience yang mengobrol saat Anda bicara
– Suara
dari ruangan sebelah
– Bunyi
handphone dari kantong audience
– AC
ruangan terlalu dingin atau bahkan tidak menyala
– Maaf,
ada yang kentut di dalam ruangan yang tertutup
Contoh kasus :
PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau
textil, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan
ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan
karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan
Mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun
pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa
diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil
tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada
PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan
manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari tingkat
individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan
yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut
tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan
tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.
Contoh
lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan
manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai
media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan.
Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan
promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Penjelasan kasus :
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau
perusahaan antara individu akan sering terjadi. Permasalahan yang sering terjadi
biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga cara
mengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management inti
dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau
konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi
karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system
yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan
berbagai cara :
·
Membentuk suatu system informasi
yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya,
dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
·
Buat komunikasi dua arah antara
atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat
rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi
masalah di lapangan.
·
Beri pelatihan dalam hal komunikasi
kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru
bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal
komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di
suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang
kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di
perhatikan.
REFERENSI